Kegiatan ini diikuti oleh 23 orang terdiri dari pengurus BUMDes Mitra Karya dan Kelompok Tani Pemuda dengan materi pembuatan pupuk organik cair, padat organik, fungisida dan insektisida nabati dengan melibatkan Dwi Dalli Mulianto sebagai fasilitator dan instruktur pelatihan.
Head of External Relation East Region, Yedo Kurniawan menyampaikan “Kegiatan ini merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) dari unit usaha Pertagas yakni Operation Kalimantan Area (Pertagas OKA) melalui Peningkatan kapastitas masyarakat mendukung peningkatan ekonomi melalui BUMDes dengan memanfaatkan limbah disekitar sebagai bahan dasar dalam pembuatan produk pertanian mandiri guna mendukung pertanian berkelanjutan”.
Salah satu peserta kegiatan pelatihan ini mengucapkan terima kasih kepada Pertagas yang telah membantu menyediakan fasilitas peralatan dan memberikan pelatihan pembuatan produk pertanian mandiri yang ramah lingkungan.
"Permasalahan petani saat ini adalah degradasi lahan dan serangan hama sehingga membutuhkan komposisi unsur hara tanah yang kaya akan nutrisi dan mikroba baik untuk tanaman," ujar Khory.
Turut hadir Kepala Desa Karya Jaya, Pembina Desa Inklusif dari KAGAMA serta Tokoh Masyarakat. Dalam sambutannya Parijo selaku Kepala Desa Karya Jaya menyampaikan “BUMDes Mitra Karya baru berusia dua tahun dan dalam perjalanannya banyak sekali kendala yang dihadapi terutama rendahnya pengetahuan terkait pertanian serta modal usaha dalam pengembangan BUMDes, hadirnya pendampingan dari Pertagas menumbuhkan semangat baru bagi kelompok masyarakat dan memotivasi untuk menghadirkan produk turunan baru yang nantinya mampu bernilai jual.
Ditempat terpisah Imam Rismanto, Manager Communication Relations and CSR Pertagas menyampaikan ” Pelatihan produk olahan pertanian ini merupakan salah satu program TJSL yang kita jalankan dalam aspek pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan nilai ekonomis dari hasil pertanian yang ada di Samboja. Diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian berbasis masyarakat desa yang memberikan dampak positif dengan mengedepankan keberlangsungan ekosistem lingkungan yang ada di masyarakat”.
Pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat dan bantuan pengembangan kompos ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) serta menopang pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia di tahun 2030, tutur Imam.