PRABUMULIH, 20 Agustus 2015 - PT Pertamina Gas (Pertagas) melalui anak perusahaannya yakni PT Perta-Samtan Gas terus menggenjot produksi LPG untuk kebutuhan domestik. Terbukti, sejak beroperasi 2013 hingga Juli 2015, Perta-Samtan Gas telah memproduksi LPG sebanyak 421.916 metric ton dan kondesat 1.412.049 bbls.
Dari sisi penjualan, produksi LPG yang dihasilkan Perta-Samtan Gas tersebut seluruhnya dialokasikan untuk kebutuhan LPG nasional. “LPG Perta-Samtan dijual ke Integrated Supply Chain Pertamina, untuk memasok permintaan LPG domestik. Sedangkan kondensat dikembalikan ke Pertamina EP,” ujar Adiatma Sardjito, Corporate Secretary PT Pertamina Gas, Kamis (20/8). Sejak komersial di 2013 hingga Juli 2015 Plant Perta-Samtan Gas telah menjual LPG sebanyak 419.115 metric ton dan kondensat sebesar 1.401.199 bbls.
Selama dua setengah tahun beroperasi secara komersial, menurut Adiatma, Perta-Samtan Gas telah mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk memberikan kontribusi yang maksimal kepada Pertagas sebagai induk perusahaan. "Tak hanya itu, produksi LPG Perta-Samtan juga mampu memberi kontribusi nyata pada pengurangan impor LPG," lanjut Adiatma.
Selain operasional, secara finansial Perta-Samtan Gas juga menunjukkan kinerja finansial yang cukup diandalkan dalam mendukung kinerja Pertagas. Pada 2014, anak usaha Pertagas ini membukukan pendapatan US$ 109,4 juta, atau 16% dari total pendapatan usaha Pertagas. Laba bersih Perta-Samtan Gas mencapai US$ 46 juta atau 22% dari total laba bersih Pertagas.
Perta-Samtan Gas berdiri sejak 7 Mei 2008 yang bergerak di bidang pemrosesan gas dengan kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pertagas (66%) dan perusahaan dari Korea Selatan yakni Samtan co., tld (34%). Perta Samtan Gas memiliki dua kilang pemrosesan LPG di Sumatera Selatan. Kilang Ektraksi di Prabumulih yang dibangun 2010 dan kilang Fraksinasi di Sungai Gerong pada 2011. Dengan sumber gas dari Lapangan Limau milik PT Pertamina EP, kedua kilang tersebut pada 2013 mulai dioperasionalkan secara komersial, hingga memberikan kontribusi pengadaan LPG nasional.
Ke depan, menurut Adiatma, tantangan yang akan dihadapi Perta-Samtan Gas masih banyak, salah satunya adalah turunnya harga minyak dunia yang berpengaruh pada harga produksi LPG. Namun, Pertagas sebagai salah satu pemegang saham Perta-Samtan Gas tetap optimis. "Justru situasi ini menjadi tantangan dan harus menjadi pecutan untuk meningkatkan kinerja," ujarnya.
Dari sisi penjualan, produksi LPG yang dihasilkan Perta-Samtan Gas tersebut seluruhnya dialokasikan untuk kebutuhan LPG nasional. “LPG Perta-Samtan dijual ke Integrated Supply Chain Pertamina, untuk memasok permintaan LPG domestik. Sedangkan kondensat dikembalikan ke Pertamina EP,” ujar Adiatma Sardjito, Corporate Secretary PT Pertamina Gas, Kamis (20/8). Sejak komersial di 2013 hingga Juli 2015 Plant Perta-Samtan Gas telah menjual LPG sebanyak 419.115 metric ton dan kondensat sebesar 1.401.199 bbls.
Selama dua setengah tahun beroperasi secara komersial, menurut Adiatma, Perta-Samtan Gas telah mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk memberikan kontribusi yang maksimal kepada Pertagas sebagai induk perusahaan. "Tak hanya itu, produksi LPG Perta-Samtan juga mampu memberi kontribusi nyata pada pengurangan impor LPG," lanjut Adiatma.
Selain operasional, secara finansial Perta-Samtan Gas juga menunjukkan kinerja finansial yang cukup diandalkan dalam mendukung kinerja Pertagas. Pada 2014, anak usaha Pertagas ini membukukan pendapatan US$ 109,4 juta, atau 16% dari total pendapatan usaha Pertagas. Laba bersih Perta-Samtan Gas mencapai US$ 46 juta atau 22% dari total laba bersih Pertagas.
Perta-Samtan Gas berdiri sejak 7 Mei 2008 yang bergerak di bidang pemrosesan gas dengan kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pertagas (66%) dan perusahaan dari Korea Selatan yakni Samtan co., tld (34%). Perta Samtan Gas memiliki dua kilang pemrosesan LPG di Sumatera Selatan. Kilang Ektraksi di Prabumulih yang dibangun 2010 dan kilang Fraksinasi di Sungai Gerong pada 2011. Dengan sumber gas dari Lapangan Limau milik PT Pertamina EP, kedua kilang tersebut pada 2013 mulai dioperasionalkan secara komersial, hingga memberikan kontribusi pengadaan LPG nasional.
Ke depan, menurut Adiatma, tantangan yang akan dihadapi Perta-Samtan Gas masih banyak, salah satunya adalah turunnya harga minyak dunia yang berpengaruh pada harga produksi LPG. Namun, Pertagas sebagai salah satu pemegang saham Perta-Samtan Gas tetap optimis. "Justru situasi ini menjadi tantangan dan harus menjadi pecutan untuk meningkatkan kinerja," ujarnya.