Air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia karena dengan adanya air bersih manusia bisa menyambung hidup dengan memanfaatkannya sebagai air minum, untuk memasak, ataupun MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Menurut beberapa penelitian, jika manusia mengonsumsi air yang tercemar, hal ini dapat menyebabkan manusia terserang beberapa penyakit berbahaya seperti diare, hepatitis A, hingga keracunan timbal. Selain itu, jika manusia menggunakan air yang tercemar untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus) maka hal ini dapat berisiko menyebabkan manusia terserang penyakit kolera hingga trachoma (infeksi mata).
Akan tetapi, pada faktanya masih banyak masyarakat di beberapa wilayah Indonesia yang masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Demi memenuhi kebutuhan air bersih, ada beberapa dari mereka yang harus tetap memanfaatkan air sungai. Belum lagi jika jarak sungai dari rumah cukup jauh, hal ini menambah beban mereka untuk mendapatkan air bersih. Ironisnya, keadaan menyedihkan ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi warga di tiga desa di Aceh Timur. Tiga desa tersebut adalah Gampong Kilet, Gampong Alue Geunteng dan Gampong Tampak yang juga berlokasi di sekitar area operasi Pertagas Operation North Sumatera Area (ONSA). Menurut Yusri, keuchik (pemimpin desa) Gampong Kilet, sangat sulit bagi warga desa untuk mendapatkan air bersih sehingga mereka harus mengambil air di sungai yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka.
Keadaan ini menumbuhkan keinginan Pertagas selaku subholding gas PT PGN Tbk untuk membantu warga di tiga desa tersebut dengan melakukan pengeboran sumber air bersama warga. Akan tetapi, pada proses implementasinya tentu saja tidak semudah yang dibayangkan. Pertagas dan warga desa menghabiskan waktu selama satu bulan untuk mencari sumber air bersih tersebut. Selama satu bulan melakukan pengeboran, Pertagas dan warga banyak mengalami kegagalan dalam menemukan sumber air bersih. Di beberapa percobaan pengeboran, Pertagas dan warga desa selalu mendapatkan sumber air tanah yang keruh dan berpasir. Namun pepatah “usaha tidak pernah menghianati hasil” memang benar adanya karena setelah beberapa kali melakukan percobaan pengeboran akhirnya Pertagas dan warga menemukan sumber air tanah yang bersih. Sumber air tanah yang bersih itu ditemukan di Dusun Tgk. Chusein Gampong Alue Geunteng, Masjid Bai’tal Gampok Tampak dan Dusun Tanjung Naleun Gampong Kilet.
Setelah melalui proses yang panjang untuk menemukan sumber air bersih, kini warga desa akhirnya bisa memenuhi kebutuhan air bersihnya. Selain itu, Manajer Pertagas ONSA, Agus Mukorobin juga merasa sangat bangga dengan kegigihan masyarakat di ketiga desa tersebut untuk melanjutkan sendiri pipanisasi ke rumah-rumah warga. Yusuf, salah satu warga desa Gampong Kilet juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pertagas atas bantuannya dalam mencari sumber air bersih bersama warga. Ia juga mengatakan bahwa bantuan yang diberikan oleh Pertagas benar-benar terasa manfaatnya, “Saya sudah sudah hidupkan selama setengah jam, airnya bersih dan bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari” pungkasnya.
Manajer Pertagas ONSA, Agus Mukorobin menyampaikan bahwa kegiatan CSR ini merupakan kegiatan yang selalu menjadi salah satu fokus utama Pertagas agar dapat menjawab masalah masyarakat khususnya yang tinggal di area operasi perusahaan. Dalam kasus ini, ketiga desa di sekitar area operasi perusahaan memiliki isu yang sangat krusial yakni krisis air bersih. Sehingga, hal ini juga menjadi alasan dasar mengapa Pertagas bersikeras untuk membantu warga untuk mencari sumber air bersih. Selain itu, Manajer Pertagas ONSA juga berharap dengan adanya bantuan Pertagas ini dapat membantu warga di ketiga desa tersebut untuk berkembang lebih baik. Keberhasilan pengeboran sumur ini sekaligus membuktikan sinergi anata Pertagas dan warga untuk mewujudkan perubahan perilaku hidup yang lebih bersih dan sehat. “Ketika akses air bersih didapat, mereka bisa hidup lebih sehat dan mampu berkarya lebih baik untuk memajukan kelompoknya”, ujar Agus Mukorobin.