Pandemi Covid-19 Tak Menghentikan Komunitas Tuli Gresik (Kortuges) untuk Tetap Berkarya di Dunia Fesyen

sysadmin 10 October 2020

Sudah kurang lebih sepuluh bulan dunia dilanda wabah covid-19, dan khususnya di Indonesia, masyarakat sudah hidup di tengah wabah mematikan ini selama kurang lebih tujuh bulan. Keadaan ini membuat masyarakat Indonesia tidak hanya merasa was-was akan kesehatannya tetapi juga merasa takut akan kesulitan ekonomi karena masyarakat tidak bisa dengan bebas mencari nafkah bahkan ada banyak pegawai yang di PHK. Bahkan akibat terlalu lama lockdown, banyak orang yang mulai merasa terganggu kesehatan mentalnya. Oleh karena itu, banyak orang yang mencoba menghabiskan waktu lockdownnya selain dengan tetap bekerja dari rumah, juga dengan melakukan kegiatan-kegiatan kreatif seperti membuat kerajinan atau belajar skill baru lainnya untuk menghilangkan rasa stress.

Tidak mau ketinggalan, Pertagas dan Komunitas Tuli Gresik (Kotuges) juga melakukan kegiatan super kreatif melalui program CSR pelatihan fesyen. Untuk menyelenggarakan program CSR kreatif ini, Pertagas juga menggandeng UPT Resources Center Gresik dan Sekolah Fesyen ESMOD Jakarta. Kegiatan pelatihan ini telah dilaksanakan sejak bulan Juli lalu, tepatnya 20 Juli 2020. Kegiatan ini diikuti oleh enam anggota Kortuges yang memiliki minat di bidang fesyen. Sedangkan dua puluh anggota Kortuges lainnya ada yang mendalami minatnya di sektor kuliner dan kerajinan. Dalam kegiatan pelatihan fesyen ini, para anggota Kortuges tidak hanya diajarkan cara menjahit oleh para guru ESMOD, tetapi mereka juga diajarkan tentang dunia bisnis fesyen yang sedang berkembang saat ini. 

Untuk memaksimalkan proses belajar, enam anggota Kortuges dibagi menjadi empat kelompok yang disesuaikan dengan minat masing-masing. Beberapa minat karya yang telah dipilih adalah karya seragam, karya busana muslim, dan karya busana anak. Karya-karya yang telah dibuat oleh anggota Kortuges nantinya akan dipresentasikan sebagai tugas akhir. Dalam acara presentasi tugas akhir, para anggota Kertuges tidak hanya menampilkan karya-karyanya tetapi mereka juga harus menceritakan proses dibalik pembuatan karya tersebut. Seperti bagaimana cara mereka menemukan ide karya dan menuangkan ide tersebut dalam konsep desain, hingga akhirnya bisa mengeksekusi konsep desain tersebut menjadi karya fesyen yang siap pakai.

Tidak hanya itu, Supervisor Sales Ambassador ESMOD Jakarta, Theresia Nastiti, juga menyampaikan bahwa para anggota Kortuges juga akan menjelaskan aspek bisnis dari produk yang dihasilkan untuk melatih sense of business para anggota Kortuges. Aspek-aspek bisnis fesyen yang perlu dijelaskan antara lain, bagaimana para anggota Kortuges memilih material produksi, menghitung biaya produksi serta menentukan harga ritel terbaik dari produknya.

Pada saat presentasi tugas akhir, anggota Kertugas berhasil menghasilkan puluhan karya yang menuai pujian para Guru ESMOD. Salah satu karya yang menuai banyak pujian adalah pakaian seragam sekolah elite yang dibuat oleh Alfa. Uniknya, Alfa juga menggunakan Namanya sendiri untuk brand fesyennya. Alfa juga berharap karya fesyennya bisa disukai dan diterima oleh sekolah-sekolah dan perkantoran. Tidak hanya Alfa, Wilda yang fokus pada fesyen muslim perempuan juga melahirkan brandnya sendiri yang bernama Ilda, ia juga berharap karyanya bisa dijual di butik dan disukai oleh para perempuan muslim karena desainnya yang bisa digunakan untuk acara formal maupun informal.

Meskipun kegiatan ini diselenggarakan di tengah pandemi dan harus melakukan beberapa penyesuaian, tetapi para anggota Kortuges tetap menjalaninya dengan penuh antusias. Pertagas dan ESMOD Jakarta pun melakukan inovasi dengan membuat modul daring bagi para anggota Kortuges. Corporate Secretary Pertagas, Fitri Eka menyampaikan bahwa meskipun banyak tantangan yang harus dilewati untuk menyelenggarakan kegiatan di tengah pandemi, tetapi ini juga menjadi salah satu bukti komitmen Pertagas untuk mendorong dan memotivasi mitra binaan agar dapat terus berkarya dan mampu beradaptasi di tengah pandemi

Fitri Eka juga menyampaikan harapannya agar program CSR Pertagas ini dapat menjadi langkah awal untuk membentuk kapasitas sekaligus memotivasi anggota Kortuges untuk menjadi lebih mandiri kedepannya. Selain itu, Fitri Eka juga menambahkan bahwa Pertagas juga akan terus berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang memahami kebutuhan kelompok masyarakat khususnya yang tinggal di area operasi perusahaan melalui program kolaborasi yang tepat agar Pertagas dan masyarakat dapat bersama-sama menemukan solusi dari masalah yang dialami oleh masyarakat.



KANTOR PUSAT

Grha Pertamina,
Pertamax Tower, Lantai 20 - 23
Jl. Medan Merdeka Timur No. 11-13
Jakarta Pusat 10110

  • +62 21 31906825
  • +62 21 31906831