Resiko terhadap bencana abrasi di Kecamatan Juntinyuat telah menjadi salah satu yang tertinggi di Kabupaten Indramayu berdasarkan data Kajian Risiko Bencana Kabupaten sejak 2019. Abrasi membawa dapak besar bagi masyarakat sekitar khususnya bagi petani dan kegiatan pariwisata di Pantai Rembat yang merupakan salah satu potensi di Juntinyuat.
Selama beberapa tahun Pertagas OWJA telah fokus melakukan berbagai upaya untuk menekan resiko akibat abrasi di wilayah Desa Juntinyuat. Pada tahun 2020 Pertagas OWJA menginisiasi penanaman mangrove dan pembangunan inovasi Geotube untuk memecah dan menahan ombak yang mengikis bibir pantai. Di tahun 2021 dilakukan penanaman mangrove dan cemara laut. Kali ini Pertagas OWJA berkolaborasi dengan BPBD Kabupaten Indramayu berupaya meningkatkan pemahaman dan kompetensi masyarakat dalam penanganan bencana.
Manager Communication Relation & CSR Pertagas, Elok Riani Ariza menyampaikan ‘’Melalui pelatihan yang dilaksanakan pada 12 Juli lalu kami berharap masyarakat akan semakin memahami dan dapat memitigasi bahaya abrasi serta mengurangi resiko serta dampak bencana yang mungkin terjadi. Karena bencana alam sering kali tidak dapat diprediksi sehingga edukasi kebencanaan harus meliputi aspek pengetahuan, sikap dan juga keterampilan”.
Menurut Mang As, Petani Mangrove di Desa Juntinyuat pelatihan ini menambah kesadaran masyarakat akan pentingnya peran mangrove yang telah ada di pesisir pantai. Dengan adanya mangrove, resiko kerusakan area pertanian akibat abrasi dapat berkurang.
Dadang Oce Iskandar selaku Kepala Pelaksana BPBD Indramayu menyampaikan bahwa “Kerjasama antara Pemerintah, masyarakat dan sektor bisnis dapat menciptakan output yang baik untuk pencegahan dan penangganan bencana yang ada di Kabupaten Indramayu”. Ujar Dadang
Dalam pelatihan ini juga disampaikan prosedur Pelaporan dan Penanggulangan Bencana agar ketika terjadi keadaan darurat bencana masyarakat secara langsung dapat melaporkan dan mendapatkan penangganan yang cepat